Kalo satu hari dipaksa nikah mungkin ga ya? Jadi geli sekaligus serius mikirin. Yah yang pasti ga akan jadi adegan romantis, thriller mungkin. Jangan bayangin kayak di novel, dimana ceweknya cuma bisa nangis, trus jerit-jerit, kabur dan sebagainya tapi akhirnya setuju. Cause i will face it, dengan sepenuh hati ngebenci orang itu, sampai dia merasa lebih baik mundur daripada maju dan nenghadapi konsekuensi yang tidak diharapkan. Memang bisa jadi solusi? Mungkin? Karena hati yang membatu lebih susah dicairin dari hati yang membeku. Lebih sulit mana, seseorang yang menolak dengan cara berteriak dan menangis artinya dia masih berkomunikasi menyampaikan rasa tidak setuju, yang artinya masih terbuka jalan untuk kompromi. Tapi kalau orang itu cuma diam dan berhenti berekspresi artinya dia memutus jalur komunikasi jadi bagaimana bisa kompromi??
Perempuan mungkin tenaganya kalah jauh tapi soal adu mental laki-laki kalah jauh. Jadi kalo memang ga suka jangan teriak dan jangan nolak, cukup diam dan berhenti berekspresi, kita lihat sejauh apa laki-laki bisa tahan kalau kenyataannya dia memaksa berhubungan dengan batu. Tapi perempuan jarang yang sekuat itu, mudah luluh, mudah nemaafkan, mudah menerima, mudah jatuh cinta.
Tapi sepertinya Tuhan tidak akan tega untuk mengirim laki-laki berhati lemah yang cuma bisa memaksa ke hadapan aku, karena yakin dia pasti kalah kecuali dia memaksa untuk terus lanjut dan mendapatkan perempuan berhati batu yang akan terus menolaknya. Hmm sepertinya jodoh emang jauh....
Minggu, 26 April 2015
Gaje part 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar