i found my self in this kind of situation, i won't say it horrible it just full of terrible things. i just need to deal with the situation, to move on, and move in to another situation. i just need to know what i want in the future, after another big disaster in my life, after the miserable chapter in my book, i don't know whether my cloud has a silver lining, or can i find a rainbow after the hard rain.
i sat on the floor to analysis the situation, trying so hard to read and to translate the code of life, have you ever question yourself about what is the life mean? do we just live and fulfill our need? actually i don't know what i really want to do, or what i really want to have, i just step in without knowing where i go. I saw everything that i really adore becoming dust, my dream, my picture of happiness, my portrait of happy family. I tried so hard to let it go, to continue the story, to accept my situation.
Minggu, 27 Desember 2015
One year ago...
Kamis, 10 Desember 2015
Yes, we can live
After shock,
setelah 10 hari setelah satu persatu keluarga dan sahabat pulang, setelah kami ditinggal sendiri, rumah menjadi begitu sepi begitu lapang, kamar- kamar hanya sebagian yang terisi, suara tv menjadi senyap, kursi goyang mendadak diam. Tidak ada yang terbangun di waktu subuh, tidak ada yang mematikan ac dan membuka jendela. Demi Allah aku rindu, ketika hujan turun, ketika berjalan dan melihat deretan parfum, ketika melihat daun-daun gugur, ketika matahari bersinar terang, ketika aku merasa bahagia.
Tapi hidup terus berlanjut, ya kami bisa hidup, walau harus tertatih dan perlahan, walau harus menahan rasa sesak, walau harus bersedih dalam diam. Ya kami bisa hidup, karena bekal yang kau beri cukup, bukan bukan cuma harta yang tertinggal tapi pekerjaan yang baik, cara hidup yang baik, kasih sayang dan nama baik. Bahkan hingga akhir aku tetap bangga, tetap merasa entah kapan aku bisa sepertimu, aku sungguh rindu...
Ya kami bisa hidup
Sabtu, 05 Desember 2015
How can we live?
Seperti mimpi disiang hari, aku berharap bangun dan semuanya kembali seperti semula, aku berharap cerita sedih ini belum tertulis, aku berharap dan hanya bisa berharap.
Bagaimana hidup setelah ini? Bagaimana jalan kami kedepan nanti? Bagaimana kami bisa hidup?
Aku merasa seperti melayang, bagaimana kami bisa hidup? Seperti burung kehilangan sayap, aku kehilangan harapan, alasan, cita-cita.
Engkau bilang Tuhan tidak mencoba hambanya kecuali ia mampu, aku hampir tidak bisa berfikir waras, engkau bilang nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan, haruskah rasa syukur itu diimbangi dengan derita sedahsyat ini?
Bagaimana kami bisa hidup? Engkau murka kepada hamba-Mu yang menyiksa dirinya sendiri, tapi rasa sakit ini tak tertanggungkan, aku hampir tidak bisa menarik nafas. Bagaimana kami bisa hidup?
Langganan:
Postingan (Atom)