Selasa, 29 Maret 2016

Notulen maturitas

Terkait dengan pelayanan, kompleksitas, anggaran.
Melihat penilaian awal/pemotretan awal, melalui penyebaran questioner kepada 9 skpd sampel. Selanjutnya dibuat action plan, untuk menentukan self improvement yang akan dilaksanakan selama bulan april s.d. Nopember, kemudian selanjutnya akan dipotret/dinilai kembali apakah telah mencapai level 3.
Tahap questioner hari selasa sdh dikumpulkan di itko, 
Apakah dokumen dilampirkan? Ya dilampirkan
Apakah tiap questioner melampirkan dok? (Pu ck)
Tidak, lampiran dok cukup satu
Setelah questioner, akan dilakukan validasi melalui wawancara, selanjutnya akan dilakukan observasi, kemudian dilakukan adjustment.
Bagaimana jika jawaban pada satu skpd tidak konsisten? (Pu ck)
Maka akan dilakukan skoring, dan konfirmasi.
Untuk level 3 itu telah terdefinisi tanpa dok yg memadai.
Tolak ukur spip apa? Siapa yg bertanggungjawab? Bappeda
Spip itu tdk ada keberhasilan, spip itu mendukung untuk tercapainya target, jadi penilaiannya adalah memadai atau tidak spip. Diharapkan jika spip memadai pencapaian target dilakukan secara cotrolabre, bukan uncontrolable, optimal atau tidak optimal
Apakah harus ada satgas spip? Dinkes
Bagusnya harus ada, tapi setidaknya ada kode etik
Saran: kenapa tidak dibuat terlebih dulu juknis dan juklak dari walikota mengenai spip,yg akan diberlakukan pada seluruh skpd
Menurut bappeda semua telah terdokumentasi dgn baik tapi kenapa masih berada di level 3? Dikarenakan hal tersebut maka dilaksanakan pemotretan awal, untuk mengetahui titik pijak guna pengembangan ke depan

Pertanyaan pd wuestioner dari awal, jika satu jawaban tidak, maka jawaban selanjutnya harus konsisten

Bagaimana bila yg terjadi jawaban inkonsisten? Maka selanjutnya akan ada pengujian lagi, yaitu wawancara dan observasi

Contoh dok telah ada namun tdk dikomunikasikan, maka akan dilakukan wawancara lebih lanjut

Pu ck, jadwal terlalu ketat takutnya tdk optimal

Questioner diisi berdasrkan persepsi responden (ortala)





Rabu, 23 Maret 2016

Akhir

Semakin dipikir semakin pengen nyerah, sepertinya kamu memang bukan yang saya cari, menjadikan kamu alasan adalah satu hal sia-sia dan cuma menunjukkan betapa naif dan pengecutnya saya dalam hal cari jodoh. Membandingkan tiap sosok yang datang dengan kamu dan menjadikan kamu patokan kriteria calon suami adalah kebodohan kuadrat yang saya buat. Sialnya saya susah move on dari sosok kamu, karena dalam otak saya kamu itu tipe ideal, yang sebenarnya tidak seperti itu. 
Saya ga tau apa yang akan terjadi kalo satu hari akhirnya kamu memutuskan untuk nikah, mungkin keadaan kejiwaan saya bakal terganggu, tapi mau ga mau saya harus hadapi itu. Hidup kan jalan terus, ketika saya putusin nyerah, tapi Tuhan blom setuju, artinya saya masih harus ikut aktif hidup di dunia. 
Yang saya masih bingung, kenapa Tuhan masih ngebiarin saya kayak layang-layang putus, takutnya nanti kena hujan  trus jadi bubur yang sisa cuma lidi. Kalo kemaren mungkin saya terlalu keras kepala cuma mau dengan kamu aja, tapi sekarang setelah saya sadar, kriteria saya ga muluk-muluk, saya sadar akan susah untuk nyari orang kayak kamu atau deksa atau siapapun yang saya taksir bertahun-tahun, saya cuma butuh manusia yang baik, yang jujur, yang bisa jadi penyeimbang sifat saya yang abstrak dan suka main rahasia-rahasiaan. Walau saya suka ga ngerti kenapa saya nolak beberapa orang tanpa alasan jelas, tapi kalo soal hati saya emang bisa apa? Kalo ga sreg mau diapain juga percuma, saya terlanjur ga suka, mau orangnya ganteng kayak apa, atau kaya segimana juga, apalagi yang ga dua-duanya.
Saya cuma berharap Tuhan kasih satu kesempatan untuk kita ketemu satu kali lagi, karena saya ingin ada satu akhir dari episode panjang waktu yang saya abisin buat rindu dengan kamu, karena saya ga mau cerita ini berakhir dengan kamu nikah tanpa saya sempat bilang suka secara langsung ke kamu dan pesan gila yang saya kirim ke kamu tiga tahun lalu itu cuma wujud rasa frustasi saya karena ga nerima respon baik dari kamu, ayolah akhiri ini dengan cara yang baik, andai kamu baca tulisan ini dan mau nyelipin waktu buat ketemu saya disela waktu kamu keliling buat kerja, bisa kan bang ican?

Rabu, 16 Maret 2016

Reinkarnasi

Tiap kali baca cerita sedih, aku ngerasa ikutan sedih bukan cuma karena rasa empati pasca baca ceritanya, tapi berasa bener ada yang hilang ada yg salah di hidup aku. 
Tapi ga tau apa, mungkin cuma perasaan aja karena aku yang terlalu penakut, atau karena aku terlalu sensitif belakangan ini. Aku coba alihin fikiran, ke hal-hal yang aku paham dan kenali dengan baik, cuma masih ada yang salah. Perasaan ini, dan kenangan masa lalu, aku ngerasa ada yang lupa. Atau memang ada yang aku lupain??? Aku mulai mikir aneh kebanyakan baca supernova kayaknya, jadi mikirin masalah reinkarnasi, tapi aku muslim. Kepercayaan aku ga kenal yang namanya jiwa daur ulang, dan masalahnya seluruh hal logis yang aku tau mendukung kepercayaan aku.
Tapi gimana kalo aku emang pernah ada di waktu yang lebih dahulu dari sekarang??? I'm going nuts. Karena itu islam satu-satunya agama yang masuk akal buat aku walau seragu apapun itu.

Selasa, 15 Maret 2016

Bitter me

Let me taste this bitter life, enjoy every tear and cry.
Let me feel the sadness and the sorrow, celebrate it with dark and shadow.
I just wanna be all alone, to see from this bitter side. Cursing all bad luck, insulting all kindness and fortune. Sorry for being a jerk, but i need to be one, cause there is nobody except myself who know how deep is my sadness.

Never wanna say that i give up, i just wanna say i have move out. I will never let myself to fall for anyone, cause i have learn and have it in a time. 

Jumat, 11 Maret 2016

Chair destroyer

Ketat dan melekat erat, mengkilap dengan pola bunga, empuk dan nyaman, sofa di ruang tengah yang berdiri gagah, ramah memyambut setiap penghuni ke pangkuannya, dan para makhluk kiyut itu datang, dengan sepuluh cakar pada kaki depan, semula hanya sepasang, kemudian menjadi tiga, menjadi dua, menjadi sepasang, menjadi dua, menjadi tiga, menjadi enam.
Sekarang terlihat lusuh dan robek, dengan enam makhluk berbulu lembut yang tergolek tidur siang bergantian di pangkuannya. Terlalu imut, terlalu lembut, si pencuri hati tak tahu diri, dengan suara dan tingkah super imut membuat kamu pasrah menyerahkan diri tunduk pada tingkahnya.