Kamis, 05 Februari 2015

Untuk kamu

Aku begitu ragu dengan jalan yang aku pilih, karena kamu masih ada dalam hati. Walau aku tahu mungkin semua itu cuma ilusi dari harapan yang aku tabur.

Abang, meski harapan itu ada tapi tidak bisa dipaksa, ketika ilusi menipu hati dan membuai kedalam mimpi, dan menimbulkan sebuah harapan yang tertuang dalam doa.

Doa itu selalu terdengar di sela-sela hati, harapan satu hari kita bisa menjadi kita bukan kamu dan aku.

Tapi waktu terus berjalan, manusia menjadi tua dan semoga semakin bijak. Terkadang doa dan harapan tidak harus terwujud.

Abang, bukan bermaksud mengganggu lagi, cuma ingin mencari jawab atas pertanyaan.

Pertanyaan yang terngiang dalam hati, apakah betul tidak terbuka sedikit kesempatan untuk kita? Untuk mengubah ilusi menjadi nyata?

Jawaban itu menjadi kunci bagiku untuk melangkah lagi, untuk memulai lagi...

Abang jangan takut, jangan menghindar, jangan lari. Aku hanya ingin jawaban agar hati ini menyerah dan berhenti berdoa

Abang tika sadar dari awal kita bukan teman apalagi sahabat, tidak saling tahu, tidak saling peduli, hanya sekedar basa-basi sapa kenalan lama.

Tapi walau hanya sekejap beri aku sedikit kesempatan, sedikit waktu untuk bicara, untuk menjelaskan

Aku......... ingin menghentikan ilusi ini, ingin menemukan tempat hati ini sebenarnya, kumohon bantu aku sekali lagi agar aku bisa memutuskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar