Aku ga akan lari, karena itu terlalu sulit, aku ga akan lagi berusaha untuk bicara karena aku paham semua sia-sia, kita tumbuh ke arah yang berbeda. Ketika memulai besar harapan kalau kita bisa menyamakan langkah, biar berbeda tapi seirama, tapi tahun terus berganti, tubuh semakin ringkih, jiwa perlahan memudar, cita-cita sendiri sudah lama aku kubur dan kutinggal disudut mimpi, ini bukan berkorban ini bentuk pilihan.
Bukan menuntut untuk selalu tunduk, tapi cukup melembutkan lisan dan membuka hati yang luas, agar bisa saling menghargai dengan baik, paham bahwa tutur kata lembut dan sikap santun pun bagian dari hak istri untuk dihargai.
Lupalah aku dengan mimpi untuk selalu diperlakukan penuh cinta kasih, kadang ingat makanan yang kusuka pun itu suatu prestasi, taukah kamu sandal yang kupakai sudah mengelupas, pakaian dalamku robek, hampir tak ada uang yang kubawa di dalam dompet. Pernahkah terpikir wanita ini yang dulu tercium bau wangi dari tubuhnya, berpakaian elok dan indah, kerudungnya lembut, alas kakinya bagus, tas jinjingnya mewah, sekarang penampilannya lusuh, tubuhnya berubah jadi buruk, wajahnya kusam, terkadang ia lupa untuk sekedar menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya.
Malu ia meminta nafkahnya, malu ia menadahkan tangannya, bahkan untuk memenuhi keperluannya menggunakan uang sendiri pun ia izin dahulu. Tak layakah dia diperlakukan dengan penuh kasih? Dibujuk, dirayu, diperlakukan dengan lembut? Sekedar memperlakukan dengan baik, mengulurkan tangan ketika terlihat ia sulit membawa barang berat, menurunkan suara ketika ia merasa sedih, menawarkan pelukan ketika ia merasa lelah.
Ia pun dulunya anak perempuan, ketika ayah ibunya masih ada tak pernah ia dibuat sedih, tak pernah ia merasa kurang rasa kasih, tak pernah ia harus menahan malu ketika ia butuh sesuatu, tak pernah ia merasa takut ketika bangun keesokan hari ayah ibunya bersikap acuh dan dingin.
Kapanlah mati rasanya? Agar tak perlu berharap lagi, agar semakin kokoh kaki ini, agar semakin berani diri ini, bahwa sendiri pun aku bisa, bahwa aku pun lebih dari mampu untuk mengejar bahagiaku sendiri.