Mungkin sudah banyak orang yang membahas hal ini, hubungan setelah menikah bukan hanya tentang kita dan pasangan tapi menyangkut juga dengan keluarga. Hubungan yang menurut saya susah untuk sehat ketika sudah ada pihak ketiga yang ikut campur dalam rumah tangga. Mungkin bagi orang biasa saja tapi bagi saya perkara peletakkan alat makan saja bisa jadi masalah. Dulu waktu sebelum menikah saya ga pernah mikir sedetil itu, yang dipikir cuma persamaan visi rumah tangga yang mau dibangun, itupun saya ga perjelas karena terlalu terbawa euforia "alhamdulillah akhirnya saya nikah". Dan ketika akhirnya menikah hal-hal yang saya pikir bisa saya atasi dan maklumi menjadi hal yang saya permasalahkan, hubungan dengan mertua, hubungan dengan ipar, masalah keuangan, pola asuh anak, bahkan intonasi dan cara bicara. Ketika awal saya ambil garis batas bahwa ga masalah suami bantu keuangan ibunya karena beliau janda dan tidak punya penghasilan dengan catatan uangnya bersumber dari penghasilan suami, sayangnya hal itu ga saya pertegas, pada akhirnya saya merasakan kebanyakan uang suami lari ke keluarganya dengan berbagai cara, mulai dari bantu ibu, bantu ipar, berobat ponakan, bantu bayar hutang, dan lainnya yang cuma bisa saya duga karena suami ga pernah mau jujur masalah uangnya lari kemana saja dengan dalih pendapatannya lebih kecil dari saya. Hal ini kemudian menjadi kerikil dalam hubungan saya dengan suami, rasanya ga rela kalau ibu mertua intervensi urusan rumah tangga walau cuma perkara remeh, pun masalah pola asuh yang bertolak belakang dengan keluarga mertua. Kemudian masalah jadi semakin rumit karena ipar pinjem uang dan susah untuk ditagih, kredit motor ipar yang dialihkan ke kami, dan sebagainya yang rasanya ngebuat perasaan benci saya menumpuk ke keluarga suami. Ketika saya marah sayangnya saya ga bisa frontal bilang kalo saya lelah dianggap mampu membiayai rumah tangga ini sendiri, saya punya suami tapi untuk minta uang seratus ribu pun saya takut dia ga punya.
Hubungan menikah jadi semakin rumit karena ketidakjelasan tujuan keuangan rumah tangga, apa yang jadi prioritas, untuk apa uang disimpan, siapa yang tanggung jawab. Awalnya saya ga keberatan kalau pada akhirnya sayalah yang lebih banyak membiayai rumah tangga kami, tapi akhirnya timbul ga ikhlas karena suami lebih sering membiayai keluarganya.