Kangen

Kangen papa, kangen banget, ah my oldman koq cepet banget pulangnya, kalo tau sesingkat ini rasanya aku pengen abisin lebih banyak waktu dengan papa, pengen nanyain lebih banyak hal, aku kangen. Kangenya ya Allah....

Ga perlu kasihan

Mau jatuh semiskin apapun aku nolak untuk tinggal dalam kandang, untuk berlaku seperti ga punya aturan, aku nolak untuk terlihat menyedihkan. That's so true kalo kita ga punya orang tua lagi, bener kalo bapak ibu kita udah meninggal dan keadaan keuangan jadi ga stabil. Tapi makan tetep harus pake piring bukan pake mangkok, ruang tamu bukan gudang walau sekarang mungkin ga ada tamu lagi yang dateng, dan semuanya harus tetep pada tempatnya walau kelihatan lusuh dan lapuk, i will fix it, every wounds and scars. No matter what, i will keep it all as it should be. Walau harus nahan diri, walau ga bisa beli apapun yang aku mau. Aku akan perbaiki rumah ini, karena kita ga dibesarin dalam kandang semiskin apapun kita dulu ataupun sekarang.

I know maybe others put pity on us, they thought we don't have enough energy or money to live, but i believe we can. 

Kita ga butuh dikasihani, biar kita coba bertahan dengan cara kita, dan waktu kita jatuh tolong percaya kalo kita bisa bangkit.

A happy ending???

Setelah membaca dongeng pasti ada tulisan "dan mereka hidup bahagia selamanya" benarkah? Hehehe itu penipuan, karena bahagia itu bukan sebuah hadiah setelah melewati ujian berat, tapi bahagia itu merupakan satu ujian lagi yang harus dijalani. 

Dan sekarang aku berusaha untuk meraih bahagia itu, mendefinisikan bahagia itu, mencoba dengan satu dan lain cara, mengubah kebiasaan dan cara pandang, lebih sederhananya aku berusaha menurunkan kadar kepo dengan menghapus sebagian besar aplikasi medsos dari hp. Semoga kali ini bertahan, karena cara ini pernah dicoba beberapa kali dan gagal, lol.

Aku pengen lebih "hidup", pengen aktif, dan berhenti ngebandingin hidup yang aku jalani dengan orang lain, yang bahkan tidak pernah lagi aku temui secara nyata.

Berusaha menentukan apa sebenarnya yang aku ingin kuasai, menentukan apa sebenarnya yang aku suka, sesederhana menentukan makanan atau minuman favorit, yang aku bahkan ga tau apa. 

Pada akhirnya aku hanya ingin memiliki tujuan, memiliki target, memiliki goal yang pasti, karena ketika tidak ada lagi tujuan maka yang tersisa cuma "tujuan terakhir".

Ini gila tapi...

Aku lagi berusaha keras memantaskan diri, semampu yang aku bisa dan sebatas yang aku tau. Berusaha keras untuk mereset ulang nilai-nilai yang aku pahami, mengubah cara pandang dan pola pikir, mencoba untuk lebih dekat dengan sang Khalik. 

Kalo sekarang udah pantes blom ya? Hehehe ga mungkin dalam waktu singkat sih, cuma ada sedikit perubahan kan? 

Aku inget papa, inget mama, inget nenek, inget andung, kangen...., kira-kira menurut mereka aku jadi lebih baik ga ya? Aku pengen cerita kalo aku lagi sedih lagi galau, pengen dido'a-in biar cepet nikah, biar ada yang nemenin, biar kalo lagi sedih gini ada tempat untuk tuker pikiran, biar punya tujuan.

Ini gila tapi tiap kali batal dijodohin atau ditolak, pikiran aku langsung melayang ke abang. Walau ada sejuta alasan untuk berhenti ngarepin abang aku juga punya sejuta satu alasan untuk menganggap abang pilihan terbaik, ini gila aku tau.

Semoga aja

Entah kenapa belakangan hati aku dipenuhi rasa sesal tentang dia, coba kalo ga ditolak. Kenapa juga dibikin ribet, kenapa juga berusaha nyari yang sempurna. Aku kangen dan nyesel, sedih juga, tapi aku ga mungkin minta dia untuk coba lagi, kan aku yang nolak.

Cuma berharap ini yang terbaik, tapi dari kemaren hati aku ga baik juga. Sedih mikirin mungkin dia udah dijodohin lagi dengan yang lain, arrrgghh salah sendiri ini.

Aku mau nikah tahun ini, insyaAllah yakin,  dengan seseorang yang sudah ditetapin dan disiapin Allah. InsyaAllah siap, insyaAllah ikhlas. Semoga diijabah Allah, insyaAllah istiqomah dan sabar sampe waktunya tiba, dan insyaAllah ga pake acara galau lagi gara-gara hal remeh kayak kemaren.