Selasa, 08 Juli 2014

Hidup

Sore sambil nunggu beduk magrib untuk buka, mikirin kolak pisang yang hampir jadi bubur pisang, bulan ramadhan selalu punya kesan tersendiri, ngebuat manusia setidaknya aku berusaha untuk lebih baik. Setiap ramadhan yang paling dinanti itu lebaran, buat aku tahun ini rasanya yang paling aku nanti itu bulan ramadhan, ga, aku ga tiba-tiba berubah jadi muslimah yang baik. Masih aku yang dulu, cuma ada banyak harapan di bulan ini, bukan karena di bulan lain ga bisa, cuma ramadhan  selalu istimewa, harapannya semoga aku bisa jadi muslimah yang baik.
Kolak pisang itu hampir jadi bubur karena keputusan aku yang terlalu lama ngerebus itu pisang, seluruh keputusan yang aku ambil adalah keputusan aku sendiri meski pada akhirnya aku nyesel, tapi bagaimanapun itu kolak pisang tetep aku yang buat, walau tampilannya berantakan, rasanya lumayan. Hidup pun begitu baik buruk aku sendiri yang putusin, mau bangun jam berapa, pake baju apa, sekolab dimana, kerja dimana aku sendiri yang putusin. Mungkin ada campur tangan orang lain, keadaan, kepentingan saat itu, keputusasaan aku, pun begitu pada akhirnya itu yang aku pilih.
Walau sakit, walau nyesel, tetep aku jalani. Karena bukankah itu keistimewaan manusia, meski seluruhnya sudah ada ketetapannya tapi asyiknya kita sendiri yang memilih caranya, rutenya, bahkan rasanya. Mau pahit, getir, asam, manis, tergantung dari cara kita menerima dan menjalani.
Satu waktu aku nangis dan menghujat Tuhan, aku tau itu salah, tapi rasa marah dan benci itu terkumpul dalam hati, rasanya pahit, getir, hampa. Kekosongan itu membuat semuanya nampak salah. Saat ketika hati dan pikiran belajar menerima dan pasrah ada satu kelegaan, aku blom berubah masih aku yang dulu  aku cuma belajar untuk menerima diri aku dan pilihan-pilihan itu, rasanya masih pahit, getir, tapi bukankah rasa itu akan pudar dan menghilang?